Senin, 09 September 2013

kisah sukses seorang pembisnis muslim

khadijah binti khuwailid, muslimah pebisnis yang sukses

Khadijah Binti Khuwailid lahir pada kira-kira 15 tahun sebelum tahun gajah. Ia berasal dari kalangan bangsawan Quraisy dan nasabnya sangat terjaga. Ia besar di kalangan keluarga yang memiliki pencarian hidup sebagai pedagang besar. Maka tak heran jika sejak kecil ia belajar bagaimana cara berbisnis yang baik dan menguntungkan namun tidak melanggar norma dan etika bisnis yang lurus.
Khadijah tumbuh menjadi bunga Quraisy yang cantik dan cerdas. Kebaikan budi pekertinya yang mulia pun terkenal ke seluruh pelosok negeri. Banyak pemuda yang ingin menyunting untuk menjadikannya pendamping hidup. Tercatat, ‘Atiq bin ‘Ahid dan Abu Halah pernah menikahi Khadijah. Tetapi setelah suami terakhirnya meninggal dunia pula di tengah perjalanan hidup pernikahan mereka, Khadijah sempat tidak berminat untuk menikah lagi. Ia memilih mengkonsentrasikan hidupnya untuk membesarkan dan mengurus anak-anak serta bisnisnya yang semakin berkembang.
Selain harta peninggalan dari orangtua yang diwarisinya, peninggalan harta dari para suaminya pun sangat banyak. Karena itulah Khadijah menjadi pebisnis yang sibuk mengelola dan mengembangkan usaha-usahanya yang sudah meluas hingga keluar negeri Makkah.
Sebagai perempuan yang dikenal terjaga akhlak mulianya, sehingga dijuluki sebagai At-Thahiroh-wanita yang suci, Khadijah sangat berhati-hati dalam berbisnis. Ia membangun jaringan bisnisnya dengan modal kepercayaan. Akhlak yang luhur dalam berbisnis ini nyatanya sangat membantunya dalam mengembangkan relasi kerja.
Selain bersikap baik pada relasi bisnisnya, Khadijah pun peduli pada para pekerjanya. Ia sangat memperhatikan kesejahteraan mereka. Dalam hal ini Khadijah menerapkan sistem bagi hasil pada orang-orang yang menjualkan barangnya. Keuntungan yang diperoleh dari hasil berdagangnya dibagi sesuai andil masing-masing, hingga kedua belah pihak merasa puas dengan sistem ini. Akhirnya, usaha Khadijah semakin berkembang, dan pekerjanya semakin banyak.
Salah satu karyawan yang bekerja menjualkan barang dagangan Khadijah adalah Muhammad bin Abdullah. Sejak awal Muhammad sudah dikenal dengan julukan Al-Amin-yang dapat dipercaya, sehingga ketika ia membawa barang dagangan Khadijah pun ia menjadi salah satu karyawan yang sangat terpercaya. Setiap kali Muhammad membawa barang dagangan Khadijah ke luar kota, ia pasti pulang membawa hasil yang memuaskan.
Kemampuan bisnis Muhammad yang bagus, juga ahlaknya yang mulia membuat hati Khadijah tertarik. Meskipun Khadijah menolak pinangan yang sebelumnya banyak diajukan para petinggi Quraisy, hatinya tidak bisa menolak keinginan untuk meminang sang Al Amin. Keinginannya ini pun ia sampaikan pada orang kepercayaannya, Nafisah. Orang kepercayaannya inilah yang kemudian menjadi penghubung pernikahan Khadijah dengan Muhammad.
Kebahagiaan Khadijah menikah dengan Muhammad semakin lengkap dengan hadirnya putera puteri yang meramaikan suasana rumah mereka. Muhammad pun menjadi ayah bagi anak-anak, suami dan partner bisnis yang sempurna bagi kehidupan Khadijah.
Setelah pernikahan dengan Khadijah, Muhammad diangkat menjadi nabi dan rasul penutup. Misi suci ini membuat Rasulullah SAW banyak meninggalkan rumah untuk berdakwah. Otomastis, perannya dalam bisnis pun berkurang. Sebagai istri, Khadijah memahami ini dan mengambil alih seluruh roda perputaran bisnis tersebut, ia tak segan-segan mengeluarkan hartanya untuk membantu penyebaran islam. Sejarah kemudian mencatatnya sebagai penyokong dana dakwah terbesar sepanjang zaman. (Jumi/ummahonline)

Azim Premji adalah pengusaha muslim paling kaya di dunia.Kkekayaannya, menurut The Wall Street Journal,  baru-baru ini, telah mencapai US $ 17 miliar. Pengusaha muslim terkaya adalah Suleiman Kerimov berikutnya adalah “Champion” asal Rusia, dengan total kekayaan sebesar US $ 14 miliar. Sementara itu, Naseer Al-Kharafi dari Kuwait di urutan ketiga, dengan kekayaan mencapai US $ 11 miliar.
Bunga dari angka Azim, di negerinya, dia tinggal di kalangan minoritas. Selain itu, negara yang lebih dari 80% dari populasi pemeluk agama Hindu yang seringkali diwarnai antargolongan kontradiksi. Sebenarnya, konflik kadang-kadang berkembang menjadi bentrokan berdarah. Karena itu, tidak mengherankan, kehidupan antar-agama orang-orang di negeri ini, terutama di kalangan Hindu dan Islam-selalu dibumbui rasa saling curiga.
Karena itu, menjadi pengusaha Muslim yang berhasil di India, sesungguhnya merupakan prestasi tersendiri. Contohnya adalah Azim. Pengusaha yang kini memiliki semua rambut berwarna perak ini, terbang melalui Wipro Ltd. Karena pembentukan perusahaan ini, yang bergerak di bidang teknologi informasi (TI) , Azim jadi terkenal karena berhasil membangun kawasan silicon kota Bangalore, India. Lebih dari itu, ia juga menikmati berkahnya menjadi orang terkaya di India selama periode 1999-2005.
Azim juga dikenal sebagai sosok pengusaha di India yang berhasil menanamkan budaya bisnis yang dapat mengambil keuntungan dari globalisasi modern di negara ini. Bahkan, banyak pengusaha muda di India yang mengikuti lagu. Sekarang mereka mulai sempurna dalam bisnis internasional.
Salah satu kunci keberhasilan Azim dalam dia tidak mencoba untuk membawa atribut agama. Semua itu dilakukan, semata-mata oleh pertimbangan ekonomi. Antara lain, ia tidak pernah mendiskriminasi 70 ribu pekerja  berdasarkan agama yang  mereka peluk. Bahkan di hari-hari Islam, Azim tidak pernah menolak  karyawan.
Demikian pula halnya ketika ia memutuskan siapa di antara para karyawannya yang layak di posisi manajemen tingkat atas,  hanya berdasarkan prinsip-prinsip profesional. Oleh karena itu, hanya dapat digunakan, hanya beberapa orang yang seagama dengan dapat duduk dalam berbagai direksi.
Tidak hanya itu, untuk menjalankan bisnis Azim jarang bahwa dirinya seorang Muslim. Yang selalu mengatakan bahwa dia adalah seorang warga India. Azim menyadari, hal ini merupakan konsekuensi yang harus ditanggungnya ketika menjalankan bisnis di negara-negara yang rentan terhadap perbedaan agama.
Saya juga menyadari bahwa di negara dengan penduduk mencapai satu miliar ini, kebanyakan dari mereka masih hidup miskin. Karena itu, dia tidak ingin menunjukkan kemewahan biaya kepada publik. Ini harus dilakoninya, karena negeri ini sangat rentan terhadap isu kesenjangan sosial. Sebagai miliarder, sesungguhnya, Azim tergolong yang sangat rendah hati.
Itulah mengapa juga, di mana ia pergi, kendaraan yang ditumpanginya hanya sedan Ford escort produksi tahun 1995. Hal ini jarang, ketika tiba di bandara di Mumbai dari Bangalore perjalanan ke luar negeri, ia lebih memilih naik taksi ke kantor, bukan bertemu dengan kendaraan perusahaan. Dia juga menolak disediakan tempat parkir khusus untuk masalah-masalah ringan. Sosoknya yang sangat bersahaja mengantarkan Azim menjadi salah satu yang paling dihormati umat Islam di negara ini.
Bermitra dengan sejumlah TI Giant
Azim terjun dalam dunia bisnis dimulai ketika ia harus menggantikan posisi ayahnya yang meninggal pada tahun 1966. Ketika ayahnya menjabat sebagai Direktur Vanaspati, tidak ada keluarga yang lain perusahaan-perusahaan yang beroperasi di sektor industri, terutama minyak biji bunga matahari-yang dirintisnya. Bila menerima tongkat estafet kepemimpinan, Azim masih berusia 21 tahun dan baru-baru ini menyelesaikan studi di Departemen Teknik Elektro, Universitas Stanford, Amerika Serikat.
Memasuki tahun 1970-an, Azim juga mulai mengarahkan perusahaan keluarga ke bisnis teknologi. Perdananya produk adalah membuat komponen untuk mesin hidrolis. Hingga pada tahun 1997, Azim juga perlu mengubah nama perusahaan Wipro Products Limited.
Mengenyam pendidikan tinggi di luar negeri, tampaknya,membuat Azim memiliki visi bisnis yang cukup tajam. Dia sangat yakin bahwa masa depan bisnis teknologi informasi akan memainkan peran penting di dunia. Pandangan yang dinyatakan di sini adalah sungguh-sungguh pada tahun 1980, bertepatan dengan strategi perusahaan difokuskan untuk memulai bidang IT.
Dalam nama Wipro masih asing. Tetapi sesungguhnya, perusahaan ini merupakan mitra bisnis dari perusahaan-perusahaan raksasa yang beroperasi di bidang teknologi informasi bisnis, seperti Sun Microsystems, General Electric dan Motorola. Dalam kerjasama ini, peran Wipro mendapatkan produk teknologi ini adalah untuk dipasarkan oleh industri raksasa. Berkat kerjasama ini, dua tahun lalu, Wipro off perusahaan outsourcing (business process outsourcing), khususnya di bidang teknologi informasi terbesar di dunia.
Di tangan orang yang sekarang adalah 62 tahun, Wipro terus saja terbang. Tahun lalu total pendapatan yang berhasil diraihnya mencapai US $ 3,47 miliar, dengan laba bersih mencapai US $ 677 juta. Cukup luar biasa bila dibandingkan dengan pencapaian kinerja dalam dua tahun yang lalu. Bila perusahaan tersebut “hanya” berhasil mencatat pendapatan sebesar US $ 1,8 miliar dan pendapatan bersih sebesar US $ 409 juta.
Azim juga dikenal sebagai Sulaiman konglomerat. Beberapa keuntungan yang diperoleh dari perusahaan, selalu disumbangkan untuk kegiatan amal. Untuk kegiatan sosial, ia mendirikan Azim Premji Foundation. Salah satu kegiatan adalah untuk membantu pendidikan bagi generasi muda di India. Walaupun baru didirikan enam tahun yang lalu, yayasan telah mampu mengirim tidak kurang dari 1,8 juta anak-anak di India. Azim Premji Foundation juga telah membentuk 25 organisasi sosial, yang diarahkan untuk membantu pengentasan kemiskinan di negara ini.
Melalui yayasan, berbagai karya nyata lainnya dibangun, termasuk 900 gedung sekolah di 17 negara bagian di India. Menurut Azim, berkat kegiatan sosial ini berharap ia dapat memberikan kontribusi kepada masyarakat India sehingga mereka dapat memilih masa depan yang lebih baik. Amien

profil muslim sukses 

Dalam jajaran orang-orang terkaya di dunia versi majalah Forbes tahun 2008 ini, empat dari posisi 10 teratas ditempati oleh orang-orang India. Sedang secara keseluruhan, India berhasil menempatkan 53 orang-orang kayanya dalam jajaran prestisius tersebut. Salah satu dari para pengusaha kaya itu adalah Azim Premji, yang tahun ini ”hanya” menempati posisi 60, setelah tahun sebelumnya menempati posisi 21.
Azim Premji adalah seorang pengusaha sukses yang pernah beberapa kali menduduki peringkat pertama orang terkaya di India. Ia juga pernah disebut-sebut oleh Wall Street Journal sebagai pengusaha muslim terkaya di dunia tahun 2007, mengalahkan para ”juragan minyak” dari Arab Saudi. Walaupun ada embel-embel ”muslim” dalam jajaran tersebut, Premji sendiri mengaku bahwa ia datang dari keluarga muslim yang sekuler.
Premji sendiri lebih senang melihat dirinya sebagai orang India daripada orang dari keyakinan tertentu. Ia juga tak pernah menggembar-gemborkan identitasnya sebagai seorang muslim, dan perusahaannya pun hanya mempekerjakan sedikit muslim. Bahkan ketika almarhum ayahnya diminta oleh M. Ali Jinnah untuk pindah ke Pakistan, sang ayah pun menolak karena ia tidak melihat satu alasan pun untuk pindah dari suatu negara ke negara lain hanya karena masalah agama.
Kesuksesan sang pengusaha muslim sekuler tersebut tak lain adalah karena langkah besarnya dalam mengubah perusahaan keluarga yang memproduksi minyak sayur menjadi salah satu perusahaan IT terbesar di India, Wipro Ltd (dahulu bernama West India Vegetable Products). Sarjana teknik mesin lulusan Stanford University ini percaya bahwa orang biasa mampu melakukan hal-hal luar biasa. Nampaknya itu adalah salah satu faktor yang menyebabkan dirinya bisa memimpin perusahaannya untuk mendapat berbagai penghargaan baik dari dalam maupun luar negeri.
Seperti halnya Bill Gates, Warren Buffet, dan orang-orang terkaya lain, kesuksesan Premji dalam berbisnis membuatnya tergerak untuk mendirikan suatu yayasan amal yang bergerak dalam bidang pendidikan. Tahun 2001 lalu, ia mendirikan Azim Premji Foundation yang bertujuan untuk menyediakan pendidikan berkualitas bagi anak-anak di India. Dengan dasar bahwa masa depan anak-anak adalah masa depan negaranya, yayasannya tersebut kini telah membantu ribuan sekolah yang ada di negaranya tercinta itu.
Terlepas dari kesekuleran Azim Premji, ia bisa disebut sebagai salah satu ikon bagi para pengusaha muslim di dunia untuk bisa bersaing dalam bisnis. Nilai-nilai entrepreneurship yang telah ditanamkan oleh Nabi Muhammad S.A.W seharusnya bisa diterapkan oleh pengusaha-pengusaha muslim lain seperti Premji, agar nantinya bisa menjadi berkah dan rahmat bagi semua makhluk di bumi ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar